Tuesday, 5 May 2009

3'rd Treasure

Harta ini berupa perayaan pe-chun yang dilaksanakan tanggal 7-8 Gwee ( bulan lima penanggalan imlek ).

Apa sih sih perayaan pe-chun? perayaan pechun adalah lomba perahu di sungai Cisadane. Dan untunglah sungai ini masih dalam kondisi yang cukup baik hingga sekarang. Sejarahnya begini...flashback....
Tahun 1900 ketika delman Kapitan Oey Giok Koen melewati Kelenteng Boen San Bio, delman itu patah. Kapitan Oey Giok Koen pun sembahnyang di kelenteng Boen San Bio dan berjanji kalo dia mempunyai anak lelaki akan membuatkan sepasang perahu naga untuk Boen San Bio. Kemudia Kapitan Oey Giok Koen pun medapatkan seorang anak lelaki.
Ia langsung membuatkan sepasang perahu naga, naga merah dan naga kuning. Ada juga Kapitan Oey Khe Tay yang membuat perahu tapak hijau tahun 1900. Para hartawan dan dermawan dari tiga gang di depan Kelenteng Boen Tek Bio juga membuatkan perahu papak merah pada tahun 1902. Perayaan pe-chun di tangerang dimulai tahun 1910, sempat ada masalah dalam perlombaan tahun 1911. Saat perahu papak merah dan hijau tengah berlomba, ada getek yang lewat di tengah perahu. Perahu papak hijau melompat dan bruukkk.. persis jatuh diatas getek itu, perahu papak hijau patah, lalu tahun 1912 perkumpulan Boen Tek Bio membuat perahu papak hijau yang baru. perahu papak hijau yang patah ditempatkan di tempat keramat, Empe Pe-Chun.
Perayaan pe-chun dilestarikan pemuda setempat dengan nama Festival Cisadane, yang menampilkan berbagai hasil budaya asli kota Tangerang seperti: Tari Cokek, gambang kromong, tanjidor dan jantuk. Disini, baru dibahas 3 harta Kota Tangerang, masih banyak harta yang menunggu untuk ditemukan....